Pendekatan dan Strategi Pelayanan Gizi

Advokasi kesehatan yaitu pendekatan kepada para pimpinan atau pengambil kebijakan agar dapat memberikan dukungan maksimal, kemudahan perlindungan pada upaya kesehatan (Depkes, 2007). Menurut para ahli retorika Foss dan Foss et. All 1980, Toulmin 1981 (Fatma Saleh 2004), advokasi suatu upaya persuasif yang mencakup kegiatan-kegiatan penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan rekomendasi tindak lanjut mengenai sesuatu.

Tujuan advokasi adalah untuk mendorong dan memperkuat suatu perubahan dalam kebijakan, program atau legislasi, dengan memperkuat basis dukungan sebanyak mungkin sedangkan fungsi advokasi adalah mempromosikan suatu perubahan dalam kebijakan program atau peraturan dan mendapatkan dukungan dari pihak-pihak lain.

Pelayanan gizi adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit (Kemenkes RI, 2013).

Masalah gizi dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi (nutrition-related disesae), memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal dan mempercepat penyembuhan (Kemenkes RI, 2013).

Dalam pelaksanaan pelayanan gizi dibutuhkan pendekatan dan strategi advokasi untuk mencapai tujuan utama dari pelayanan gizi yakni mencapai kesehatan optimal. Advokasi ditujukan kepada penentu kebijakan dalam upaya persuasive untuk memeroleh dukungan dan kepedulian oleh karena itu dibutuhkan strategi dan pendekatan bertujuan untuk membangun kepercayaan, menjalin hubungan atau bekerjasama dan mengembangkan lebih lanjut.

Pendekatan advokasi dapat dilakukan dengan pendekatan grass root (dari akar) dan top down (dari atas ke bawa), selain itu untuk terjaidnya pendekatan diperlukan media. Media mempunyai peranan penting dalam melakukan advokasi.

Advokasi media adalah melakukan kegiatan advokasi dengan media, khusunya media massa maupun media elektronik yang disajikan dalam berbagai bentuk. Selain dengan strategi media terdapat juga strategi dengan kekuatan fisik. Oleh karena itu, makalah ini berisi mengenai pendekatan dan strategi advokasi dalam pelayanan gizi.

Untuk seorang akademisi bidang gizi dan ahli gizi, advokasi harus dilakukan mengingat dukungan penentu kebijakan pelaksanaannya tidaklah signifikan menyangkut masalah – masalah gizi yang ada di Negara ini. Advokasi sendiri ditujukan kepada penentu kebijakan dalam upaya persuasive untuk memperoleh dukungan dan kepedulian dari para pemegang kebijakan terkait gizi. Desain advokasi ini mencakup stakeholder dan para pemegang kebijakan, melalui komunikasi aktif, pendekatan politik, dan media, kegiatan advokasi ini dapat dilakukan. Cara pandang dan pemahaman mengenai permasalahan gizi, komitmen terhadap kesehatan masyarakat adalah informasi kunci untuk menrik dukungan dari legislative dan eksekutif.

Gizi merupakan aspek terpenting dari Indeks Pembangunan Manusia, para practitioner menempatkan gizi sebagai pondasi dari beberapa bidang seperti pendidikan, kesehatn, politik, social, ekonomi, gender, dan hak – hak asasi. Dengan peranan gizi yang multi dimensi dan lintas sector seharusnya dukungan untuk gizi ini besar. Berdasarkan data IPM, Indonesia menempati urutan 111 untuk tingkat gizi dan kualitas SDMnya. Di Indonesia banyak pihak yang belum mengetahui pentingnya gizi bagi kehidupan, gizi seringkali masih klah prioritas bila dibandingkan dengan bidang ekonomi, pendidikan dan lainnya. Oleh karena itu, jika ingin meningkatkan tingkat IPM Indonesia di mata dunia, diperlukan kesadaran dari semua pihakdan semua sector serta upaya khusus untuk menopang masalah gizi.

Bercermin dari fakta diatas, maka salah satu upaya khusus untuk mencapai itu semua adalah dengan melakukan upaya pendekatan – pendekatan yang persuasive, komunikatif, dan inovatif serta memperhatikan setiap segmen sasaran perbaikan. Sehubungan dengan itu semua, advokasi gizi kepada semua pihak. Kata kunci dalam proses atau kegiatan advokasi adalah pendekatan persuasive, secara dewasa dan bijak.

Menurut Smith Stanley dan shores (1957) pendekatan advokasi terbagi menjadi dua yaitu pendekatan line staff atau pendekatan top down dan pendekatan grass root (akar rumput).

Pendekatan Top Down
Pendekatan line staff atau top down adalah sebuah pendekatan dengan system komando dari atas ke bawah. Dengan melibatkan para pemimpin dalam hal ini para pembuat undang – undang dalam penyusunan hukum, peraturan maupun pemimpin politik yaitu mereka yang menetapkan kebijakan public sangat berpengaruh dalam menciptakan perubahan terkait dengan masalah social termasuk kesehatan terutama masalah gizi. Salah satu bahan yang dapat dijadikan rujukan atau informasi agar penentu kebijakan tertarik dan peduli adalah meyakinkan bahwa gizi merupakan hak asasi manusia dan investasi bagi Negara karena dengan meningkatkan status gizi, IPM bisa meningkat sehingga kualita SDM Negara juga tinggi. Dengan adanya dukungan dari penentu kebijakan dan masyarakat, tentunya tidak akan dianak tirikan, sehingga tahap demi tahap banyak orang dapat sadar akan pentingnya aspek gizi ini.
Perlu diketahui bersama bahwa tujuan umum kegiatan advokasi gizi ini tidak lain adalah untuk memperoleh dukungan dan komitmen dalam upaya perbaikan gizi masyarakat yang merupakan hak setiap warga Negara Indonesia yang wajib dipenuhi baik kebijakan yang pro rakyat, dana, bantuan sarana dan prasarana, kemudahan, tindakan riil, dan segala bentuk dukungan sesuai kondisi yang ada.

Pendekatan Grass Roots
Pendekatan grass roots (akar rumput) adalah pengembangan yang di awali dengan inisiatif dari bawah kemudian disebarluaskan kepada tingkatan yang lebih luas (dari bawah ke atas). Adapun target yang ingin dicapai yakni kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi, penyediaan anggaran untuk program gizi, perubahan prilaku masyarakat menuju gizi seimbang, perbaikan status gizi masyarakat dan komitmen para pengambil keputusan untuk bersama – sama memecahkan masalah gizi di Indonesia. Advokasi kepada pihak yang menentang juga diperlukan untuk meminimalisir adanya konflik kepentingan dan politik diantara pihak – pihak yang potensial untuk itu.
Untuk melihat keberhasilan advokasi ini, ada beberapa indicator yakni output berupa keterlibatan, dukungan, dukungan dan kesinambungan yang diberikan oleh sasaran advokasi yang diimplementasikan ke dalam action, dukungan dana, sarana dan kemudahan. Salah satu contoh keberhasilah advokasi gizi ini adalah dukungan anggaran APBD, BOK untuk kegiatan pelayanan gizi.

Strategi Advokasi Melalui Media
Media mempunyai peranan penting dalam melakukan advokasi. Media adalah salah satu alat strategis untuk mengungkap suatu masalah masyarakat. Advokasi media adalah melakukan kegiatan advokasi dengan menggunakan media, khususnya media massa seperti media cetak maupun media elektronik permasalahan kesehatan disajikan baik dalam bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, dan sebagainya.

Adapun sarana advokasi pada media massa, bisa menggunakan :

Rilis Berita /News Release
Merupakan laporan koran setebal 2-4 halaman yang biasanya melaporkan peristiwa yang pantas diberitakan. News release harus singkat dan padat, dengan judul atau headline yang ringkas namun menarik perhatian. Kalimat pembuka menarik perhatian sekaligus menekankan pentingnya peristiwa yang diberitakan.

Konferensi Pers
Merupakan sebuah peristiwa yang dikhususkan bagi awak pers. Peristiwa ini merupakan cara yang paling praktis untuk menyampaikan isu kita ke media

Website dan Internet
Website yang dikelola sendiri dan linklink yang disediakan bagi pengakses website, sehingga berguna bagi upaya advokasi kita. Website dapat digunakan sebagai fasilitas posting paper, fact sheet dan publikasi lainnya

Radio dan TV
Biasanya dengan wawancara, talkshow, iklan dan lain-lain.Dengan strategi advokasi yang dilakukan lewat media massa secara tepat, maka diharapkan dapat mendukung keberharsilan dari tujuan advokasi itu sendiri, yakni sebuah perubahan. Di samping itu menjalin hubungan yang baik dengan pihak media massa menjadi sangat penting, dengan mengadakan kontak secara reguler. Hal ini mengingat advokasi yang dilakukan biasanya jangka panjang, dan terus menerus, sehingga ketika menjalin hubungan kerja dengan media massa pun jangan semata-mata melakukan transaksi singkat demi sebuah publisitas sesaat.

Strategi Berdasarkan Kekuatan Fisik

Ada 5 pendekatan utama dalam advokasi yaitu:

1.      Melibatkan para pemimpin
Para pembuat undang-undang, mereka yang terlibat dalam penyusunan hukum, peraturan maupun pemimpin politik, yaitu mereka yang menetapkan kebijakan publik sangat berpengaruh dalam menciptakan perubahan yang terkait dengan masalah sosial termasuk kesehatan dan kependudukan. Oleh karena itu sangat penting melibatkan meraka semaksimum mungkin dalam isu yang akan diadvokasikan.

2.      Bekerja dengan media massa
Media massa sangat penting berperan dalam membentuk opini publik. Media juga sangat kuat dalam mempengaruhi persepsi publik atas isu atau masalah tertentu. Mengenal, membangun dan menjaga kemitraan dengan media massa sangat penting dalam proses advokasi.

3.      Membangun kemitraan
Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan upaya jaringan, kemitraan yang berkelanjutan dengan individu, organisasi-organisasi dan sektor lain yang bergerak dalam isu yang sama. Kemitraan ini dibentuk oleh individu, kelompok yang bekerja sama yang bertujuan untuk mencapai tujuan umum yang sama/hampir sama.

4.      Memobilisasi massa
Memobilisasi massa merupakam suatu proses mengorganisasikan individu yang telah termotivasi ke dalam kelompok-kelompok atau mengorganisasikan kelompok yang sudah ada. Dengan mobilisasi dimaksudkan agar termotivasi individu dapat diubah menjadi tindakan kolektif

5.      Membangun kapasitas
Membangu kapasitas disini di maksudkan melembagakan kemampuan untuk mengembangakan dan mengelola program yang komprehensif dan membangun critical mass pendukung yang memiliki keterampilan advokasi. Kelompok ini dapat diidentifikasi dari LSM tertentu, kelompok profesi serta kelompok lain.




Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer